Sejarah Masjid Agung Kairouan, Masjid Tertua di Tunisia

Telukpersia – Masjid Agung Kairouan merupakan masjid tertua di Tunisia. Masjid ini juga salah satu monumen Islam terbesar di Afrika Utara. Masjid tersebut sudah berdiri sejak tahun 670 atau abad ke -7. Bangunan ini memadukan gaya arsitektur pra-Islam, Romawi dan Bizantium.

Kaioruan sudah lama menjadi kota paling kuno dan suci di Arab Magreb, lima negara di Afrika Utara yaitu Maroko, Aljazair, Tunisia, Libya , Mauritania, dan Republik Demokratik Arab Sahrawi.

Dibangun oleh jenderal kekhalifahan Rasyidin

Masjid Agung Kairouan, mengutip Study.com, dibangun oleh jenderal kekhalifahan Rasyidin dan pendiri Kairouan bernama Uqbah bin Nafi. Pada saat itu, bangunan dianggap sebagai tempat ibadah pertama di Arab Maghreb.

Bangunan asli masjid tersebut dihancurkan secara menyeluruh. Masjid telah dibangun kembali setidaknya dua kali. Masjid Agung Kairouan adalah bangunan yang dibangun oleh Dinasti Aghlabiyyah pada abad ke-9. Tepatnya oleh Pangeran Ziyadat Allah I, selaku gubernur dinasti tersebut.

Eksterior dan interior yang megah

Struktur Masjid Agung Kairouan merupakan bagian dari kompleks yang luas. Masjid terletak di lahan seluar 10.800 meter persegi. Megahnya masjid tersebut turut dihiasi oleh menara yang disebut sebagai menara masjid paling tua di Arab Maghreb. Bangunan masjid terdiri dari sebuah halaman dan tempat untuk salat di sebelah tenggara. Pada 1800-an, halaman terletak tepat di tengah-tengah kompleks. Tanahnya pun dihias oleh ubin tembikar. Namun, kini halaman dipindah lokasinya dan lantainya dihias oleh marmer berwarna putih dan kuning.

Taman yang membentang dikeliling oleh barisan tiang melengkung. Taman ini didesain sedemikian rupa agar mudah menyerap air. Jalanan dibuat landai mengarah ke lubang drainase pusat. Jika hujan, air akan diantar masuk ke dalam sumur abad ke-9 di bawah drainase. Sumur tersebut memiliki desain dekorasi yang mampu menyaring debu dari air. Selanjutnya, bagian ujung barat laut taman didominasi oleh menara tiga tingkat berbentuk persegi

Di menara yang memiliki bentuk seperti mercusuar khas Romawi, kamu bisa lihat dua lempeng Romawi yang memiliki tulisan Latin. Melihat bagian luar Masjid Agung Kairouan, kamu akan diingatkan oleh gaya arsitektur khas pra-Islam dan seni Islam Timur. Ada juga pengaruh dari gaya arsitektur Romawi dan Bizantium. Ruang salat masjid terletak di ujung selatan halaman. Sebelum masuk, kamu akan melihat pintu-pintu kayu raksasa dari tahun 1829.

Pilar yang menghiasinya merupakan pilar Romawi atau Bizantium yang diselamatkan dari Kota Kartago dan Sousse. Kota Kartago merupakan kota kuno yang kini merupakan bagian dari Kegubernuran Tunis dan terletak di utara Tunisia. Ruang salat tersebut memiliki 17 area poros utama yang ditopang oleh kolom berukir. Ada juga mihrab yang dihias dengan menarik, dan ceruk yang menunjukkan arah kiblat.

Sementara dinding ceruk dilengkapi dengan panel marmer dan ubin berkilau yang dihiasi oleh pola bunga. Ubin tersebut berasal dari Baghdad, bersama dengan kayu yang digunakan untuk membuat mimbar. Tepat di atas mimbar merupakan kubah bergaris (ribbed dome) yang memiliki hiasan tulisan dari masa lampau (epigraph), serta dekorasi bunga. Untuk karpet yang menghiasi ruang salat, mereka dibuat oleh para wanita pengrajin lokal yang mendonasikan karyanya sebagai hadiah kepada Allah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *