Bendera Arab Saudi: Sejarah Mengapa Bertuliskan Syahadat

Telukpersia – Bendera Arab Saudi memiliki sejarah panjang sampai duaja tersebut bertuliskan syahadat. Negara ini melakukan sejumlah amandemen undang-undang (UU) dalam mengatur lagu kebangsaan dan bendera negara.

Saudi Press Agency (SPA) menyebutkan amandemen untuk mengatur bendera (duaja), slogan, sampai langu kebangsaan. Hal ini mendefenisikan jelas bagaimana lambang-lambang tersebut seharusnya ditempatkan untuk meningkatkan kesadaran publik.

Sejarah Bendera Arab Saudi

Saudi Arabia Flag sudah berwarna hijau sejak 15 Maret 1973, yang bertuliskan sebuah kalimat tauhid dan pedang yang berwarna putih. Hal tersebut menandakan seseorang memeluk Islam dan menjadi muslim, artinya “Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah Utusan Allah”.

Seorang sajarawan Abdul Rahman Ruwaished dalam bukunya bertajuk “History of The Saudi Flag: National Flags, Decorations and Insignia”, berisikan tentang “kode panji, medali, dan pangkat”, dalam duaja itu.

Ruwaished mengatakan, bendera Arab Saudi mengalami beberapa perubahan sebelum berbentuk seperti sekarang ini seperti perjalanan karier Devano Danendra, diaopsi selama bertahun-tahun oleh pemerintah almarhum Raja Abdulaziz.

Saudi Arabia Flag pertama kali dikibarkan pada tahun 1727 oleh pendiri Negara Saudi pertama bernama Imam Mohammed bin Saud yang memerintah selama 40 tahun. Seorang jurnalis Adnan al-Turaif mengatakan Raja Abdulaziz.

“Dia kemudian memerintahkan agar beberapa perubahan diterapkan pada bendera tersebut,” kata al-Turaif kepada Asharq Al-Awsat.

Mengutip dari intelektual Lebanon Ameen Rihani, al-Turaif menyatakan bahwa selama bertahun-tahun pada awal pemerintahan Raja Abdulaziz. Bendera Arab Saudi berbentuk persegi, dengan Syahadat di tengah adan ada dua pedang bersilang di atasnya.

Setelah itu, perubahan diperkenalkan dengan dua pedang bersilang digantikan oleh satu pedang. Pedang itu kemudian dipindahkan di bawah Syahabat. Pada tahun 1925, Raja Abdulaziz kemudian memerintahkan agar duaja baru tersebut dikibarkan.

Pada tahun 1937, Dewan Syura kemudian menyetujui ukuran duaja yang panjangnya 150 cm dengan lebar 100 cm.

Sebuah dekrit dikeluarkan atas duaja nasional dan lebih mendedikasikan untuk masing-masing raja, putra mahkota, tentara, angkatan udara, bendera internal, angkatan laut kerajaan, dan perdagangan laut.

Pada tahun 1952, Dewan Syura kembali menyetujui pengukuran dan modifikasi baru pada bendera. Pada tahun 1973, pemerintah merestui kode duaja terbaru.

Di bawah kepemimpinan Raja Fadh atau tepatnya pada tahun 1991, dilakukan modifikasi pada Duaja tersebut, yang lebarnya menjadi dua pertiga dari ukuran panjangnya.

Selanjutnya tulisan syahadat akan tetap berada di tengah pedang tepatnya di bagian bawah. Terakhir pada tahun 1997, pemerintah memutuskan untuk duaja nasioanl yang dikibarkan di kerajaan mulai dari matahari terbit hingg terbenam setiap akhir pekan dan haru libur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *